Solo, SPB UNS - Kunjungan ke kampung Laweyan oleh siswa Sekolah Penerus Bangsa, merupakan rangkaian kunjungan yang dilakukan untuk mendalami sejarah KH Samanhudi, tokoh pergerakan nasional, sekaligus pendiri Sarekat Dagang Islam yang berpusat di Kota Surakarta. Terkait kunjungan tersebut, beberapa tempat bersejarah yang memiliki nilai historis menjadi topik menarik untuk siswa SPB pelajari.
Dalam kunjungan pertama (22/9), Sambutan Kepala Lurah desa Laweyan memberikan pengarahan singkat mengenai keberadaan Samanhudi di Surakarta masa itu. Dilanjutkan menuju Masjid Laweyan, yang merupakan saksi sejarah keberagaman kepercayaan agama pada masa itu. Gaya arsitekturnya memperlihatkan bentuk masjid tersebut menyerupai Pura, tempat ibadah agama Hindu. Dalam perkembangannya, Pura tersebut mengalami perubahan dan ditempati oleh umat muslim.
Pada timur laut masjid, terdapat jembatan dan sungai kambangan yang merupakan jalan penghubung Solo dan Sukoharjo pada masa itu sebagai jalur perdagangan utama. Tour guide menjelaskan beberapa fakta mengenai perbedaan dua wilayah yang dipisahkan sungai tersebut, bahwa pada wilayah Solo ditempati oleh para Saudagar. Bangunan tinggi menjadi ciri khas, bahwa untuk menjaga ide batik dibuatnya bangunan tinggi agar tidak mudah ditiru saudagar lain. Sementara di Sukoharjo merupakan kediaman para pengrajin batik.
Terdapat dua rumah pemberian presiden pertama, Soekarno, kepada KH Samanhudin yang masih ada. Namun, hanya satu rumah yang masih memiliki arsitektur asli yakni rumah yang ditempati anak cucu Samanhudi.
Makan Samanhudi terletak tidak jauh dari Masjid Laweyan, yang merupakan kompleks pemakaman pejuang-pejuang jaman dulu. Disebelah makamnya, terdapat makam dari istri pertamanya. Sementara istri keduanya, yang merupakan perjodohan, dimakamkan di keraton.
Keutara masjid terdapat sebuah tugu penanda yang dibuat Samanhudin untuk menandai keberadaan kampung Batik. Wilayah tersebut menjadi kampung batik sejak Samanhudin memusatkan Sarekat Dagang Islam di daerah tersebut.
Setelah kunjungan tersebut, Museum Laweyan yang terletak di Balai Kelurahan Desa Laweyan menyimpan banyak cerita dan sejarah beliau. Banyak foto dan salinan dokumen yang menjelaskan keberadaan beliau. Tokoh-tokoh nasional yang pernah 'NgeKos' di kampung Laweyan, seperti Soekarno. Sejarah lengkap mengenai Samanhudi dan Sarekat Dagang Islam dapat ditemui di setiap koleksi sejarah yang dimiliki pada museum tersebut.